Jurnalmahakam.com, KUKAR – Tak terlintas, dibenak sosok Asnawi Sultan Ramadhani. Menapaki, jejak perjalanan karirnya menjadi legislator termuda di DPRD Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar). Berkat, perjuangan dan usahanya. Menghantarkan sosok Asnawi, masuk ke gelanggang politik.
Meski demikian, Ia tak memungkiri, bila dunia politik yang dikenalnya, masih seumur jagung. Begitulah ia dipandang oleh khalak ramai.
Senyum yang tak bisa disembunyikan dari raut wajah pemuda ini, memiliki nama kecilnya. Awi. Walau begitu, jebolan alumnus Universitas Islam Negeri (UIN) Maulana Malik Ibrahim Malang itu, punya sisi kehidupan yang jarang diketahui oleh publik. Berikut kisah singkat perjuangan Awi saat bertemu Tim Media Kukar pada, Sabtu (2/3/2024) lalu.
Belajar Dari Organisasi Kampus. Asnawi muda, banyak menimba pengalaman politiknya. Lewat, organisasi kampus maupun daerah (Organda) yang ia emban. Proses kaderisasi eksternal Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII).
Tepatnya, di Rayon Ekonomi Moch Hatta Komisariat Sunan Ampel Malang. Hingga di internal kampus Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) pun ia tekuni.
Bermodal agitasi, diskusi dan retorikasi yang ia pelajari. Asnawi mulai mengenal apa itu Dinamika politik.
“Organisasi itu (PMII), buat saya menjadi pribadi yang mandiri, bertanggung jawab, dan peduli terhadap lingkungan sekitar,” cerita Awi tertegun.
Obrolan mulai dicurahkan. Saat Asnawi mulai menceritakan. Ringkas, perjalanan Asnawi menjajaki imipian sebenarnya. Bukan menjadi seorang wakil rakyat. Justru, dirinya mengaku “Kecemplung”, masuk ke dunia politik.
“Awalnya dorongan dari orang tua. Karena, mereka lebih sering berpartisipasi dalam perkembangan politik disini (Kukar),” ringkas Asnawi.
Walau demikian, ia tak mematahkan kepercayaan yang diberikan kerabat terdekatnya, kepada Asnawi. Ia tetap, melangkahkan kakinya untuk memperjuangkan aspirasi rakyat. Terkhusus, dari tanah kelahirannya.
Terdorong Untuk Mengabdi
“Masyarakat, sebenarnya tidak perlu bantuan apapun itu, yang terpenting ketika terpilih jangan lupa pada masyarakat,” ucap pria kelahiran 27 Desember 1999 itu.
Asnawi lantas bercerita. Semangat juang untuk rakyat mulai tertanam. Saat ia bercengkrama bersama masyarakat setempat. Terkait, apa yang mereka butuhkan. Alhasil, obrolan hangat bersama masyarakat itu, manjadi bekal terbaik, bagi Asnawi. Untuk semakin menyelami dan maju pada kontenstasi politik tahun 2024.
“(Kebanyakan) masyarakat meminta dibaguskan jalanan serta masjid di daerah mereka,” urai Awi.
Caleg Muda Yang Diremehkan
Malam kian menyingsing. Lampu-lampu jalan kian berpijar di sekitar lingkungan kediaman Asnawi. Namun, perbincangan Tim Media Kukar Bersama Asnawi semakin bersua.
Kemudian, Asnawi tak canggung. Ketika, mengatakan dirinya sempat dipandang sebelah mata alias diremehkan, oleh sebagian masyarakat. Tak sedikit, kritik pedas dilontarkan demi mematahkan semangat pria yang gemar mengoleksi benda pusaka itu.
Lantas, ia tak menyerah. Asnawi, terus meyakini dan percaya kepada pilihan masyarakat. Bahwa, keyakinan dari hati. Untuk Memperjuangkan suara mereka. Dapat tersampaikan.
“Sempat banyak yang meremehkan. Tetapi, itu saya jadikan motivasi buat saya,” bilang Asnawi.
Alhasil, berkat benturan dari berbagai sisi inilah. Menghantarkan kemenangan Asnawi. Dengan, perolehan suara tertinggi diantara Caleg gaungan partai Gerindra. Dengan jumlah 4.684 suara melalui hasil pleno sementara tingkat kecamatan di Daerah Pemilihan (Dapil) III. Yakni, Marangkayu, Anggana, dan Muara Badak.
“Alhamdulillah bangga sekali. Saya tu kan termasuk keluarga yang keras hati (pendirian kokoh-red). Berjuang sendiri tanpa bantuan dari berbagai pihak. Mendapatkan suara yang lebih,” seru Asnawi berbinar mata.
Asnawi punya keinginan. Agar perjuangannya bagi rakyat Kukar ini, semakin didukung dengan dapat ditugaskan, dirinya sebagai legislator Komisi II bidang pembangunan. Dalam hal ini meliputi, Perhubungan, Cipta Karya dan Tata Ruang, Bina Marga dan Sumber Daya Air.
Kemudian, Pertanian Tanaman Pangan dan Holtikultura, Ketahanan Pangan dan Penyuluhan, Peternakan dan Kesehatan Hewan, Kelautan dan Perikanan, Perkebunan dan Kehutanan, Pertambangan dan Energi, Lingkungan Hidup. Hingga, Perumahan, Pertamanan dan Kebersihan dan Perencanaan Pembangunan.
“Jika bisa di Komisi II. Karena sesuai dengan keinginan dan aspirasi masyarakat. Dalam hal ini pembangunan,” jelas Asnawi. (*)