jurnalmahakam.com, KUKAR – Bupati Kutai Kartanegara (Kukar), Edi Damansyah, menegaskan bahwa sepak bola bukan hanya sekadar olahraga, tetapi juga gengsi bagi daerah. Di Kalimantan Timur (Kaltim), menurutnya, cabang ini memiliki dampak emosional yang lebih besar dibandingkan olahraga lain.
Hal ini ia sampaikan saat menutup turnamen sepak bola di Kukar, di mana ia mengapresiasi penyelenggaraan kompetisi seperti Bupati Cup. Namun, ia menekankan bahwa setiap turnamen harus memiliki hasil evaluasi yang jelas.
“Saya sampaikan terima kasih, turnamen ini sudah terlaksana dengan baik. Tapi setiap turnamen harus ada catatan khusus, bukan sekadar berlalu begitu saja,” katanya.
Edi juga meminta panitia untuk mencatat pemain berbakat yang muncul dalam kompetisi tersebut.
“Juara kali ini siapa? Si A? Si B? Itu potensinya. Sekarang sudah ada metode ilmiah untuk mengukur potensi atlet, dan itu harus diterapkan dengan baik,” ujarnya.
Kukar baru saja meraih medali emas pada Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) Kalimantan Timur, dan Edi menegaskan agar prestasi ini tetap dipertahankan.
“Tolong dipertahankan medali emas yang kita capai di Porprov Berau. Itu yang harus dijaga dulu,” katanya.
Menurutnya, kebijakan pembinaan atlet kini lebih difokuskan pada peningkatan kualitas, bukan hanya hibah langsung.
“Kalau pembinaan kita baik, hasilnya juga akan baik. Maka dari itu, tolong kegiatan pembinaan diberikan porsi yang lebih besar,” ujarnya.
Edi memastikan bahwa meskipun sepak bola menjadi prioritas utama, cabang olahraga lain tetap mendapat perhatian.
Namun, ia menegaskan bahwa di tingkat provinsi, Kukar harus tetap mempertahankan dominasinya di sepak bola.
“Walaupun kita kalah di cabang lain, kalau menang sepak bola, gengsinya tinggi,” katanya. (Adv Diskominfo Kukar/yh)