Jurnalmahakam.com, Tenggarong – Bupati Kutai Kartanegara Edi Damansyah membuka Swanantara Traditional Music Festival, Rabu (22/11/2023) di halaman Kantor Bupati Kukar, ditandai dengan permainan alat musik tradisional jatung utang Dayak Kenyah. Sedangkan Ahmad Mahendra Direktur Perfilman, musik dan media Direktorat Jendral Kebudayaan Kemendikbud Ristek memainkan gong, Sekda Kukar Dr H Sunggono memainkan alat music gambus , serta Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kukar M.Aprilian Noor memainkan alat music gendang .
Edi Damansyah mengucapkan terima kasih dan mengapreasi dilaksanakannya kegiatan ini, ia berharap kegiatan ini dapat terus berlanjut dan bisa dimasukan dalam Kukar Kaya Festival kedepannya, sekaligus menumbuh kembangkan semangat sekaligus melestarikan seni budaya tradisional yang ada di Kukar.
“Dengan semangat yang tinggi diharapkan nantinya para pelaku seni budaya di Kukar lebih banyak lagi dan sekaligus nantinya bisa mengharumkan nama Kabupaten Kutai Kartanegara,” ujarnya.
Ketua panitia pelaksana Achmad Fauzi mengatakan, kegiatan Festival musik Tradisi Indonesia 2023 Harmoni Bunyi Nusantara ini diikuti 5 Provinsi Se-Kalimantan yaitu Kaltim Tonika Ensemble , Panajam Paser Utara Sanggar Seni Luar Biasa, Mahakam Ulu Tevelaaq Nyihiraang, Samarinda Nawasena. Kutai Kartanegara Rawai Hewah dan Olah Gubang, Kabupaten Berau Cempaka 46, Paser Mavia Ethnic Borneo, Kutai Timur Prima Harmonic, ,Kaltara Sanggar Budaya Tradisional Pagun Taka, Kalteng ( Bellacoustic Indonesia ), Kalsel Gamalan Akarcita, dan Provinsi Kalbar Langkau Etnika. Kegiatan ini berlangsung selama 4 hari ( 22-25 November 2023 ).
Swanantara Traditional Music Festival, festival music yang khusus menampilkan musik-musik tradisional, didukung Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) RI.
Sementara itu , Ahmad Mahendra Direktur Perfilman, musik dan media Direktorat Jendral Kebudayaan Kemendikbud Ristek mengatakan “Ini wujud dan langkah kami melihat ekosistem musik, diantaranya musik tradisional. Kegiatan ini merupakan tindak lanjut dari rekomendasi setelah diadakannya kongres musik tradisional beberapa waktu lalu yang bertujuan melihat segi dari hulu dan hilir perkembangan musik tradisional, termasuk didalamnya kesejahteraan dari pelaku musik tradisional.
“Setelah dilihat, sangat perlu untuk diperbanyak mengenai festival musik tradisional ini agar dapat terus berkembang. Kegiatan ini sekaligus untuk memahami pemetaan dan upaya pelestarian pengembangan dan pemanfaatan musik tradisional agar musik tradisional bisa jadi tuan rumah dan sebagai diplomasi budaya. Kutai Kartanegara khususnya Tenggarong dipilih karena ada nilai historis sebagai kerajaan Hindu tertua di Kutai Kartanegara khususnya Tenggarong dipilih karena ada nilai historis sebagai kerajaan Hindu tertua di Indonesia sehingga ini yang dipandang secara keseluruhan sebagai upaya untuk menggeliatkan kebudayaan dan diharapkan kabupaten ini bisa jadi pusat kebudayaan terutamanya menyongsong Ibu Kota Nusantara (IKN),” jelas Ahmad Mahendra. (ADV/Diskominfo Kukar)