Jurnalmahakam.com, Desa Musaping di Kabupaten Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur, menghadapi tantangan besar dalam mendapatkan akses koneksi internet yang memadai. Dalam sebuah pernyataan, Muhammad Arsyad, kepala desa Musaping, menyoroti keadaan yang mereka hadapi.
“Dalam dunia yang semakin terhubung, kami merasa terpinggirkan tanpa sinyal yang memadai. Kami ingin menyongsong perubahan,” kata Arsyad dengan tekad.
Sebanyak 100 kepala keluarga di desa ini merasa terisolasi karena kekurangan akses teknologi yang sekarang menjadi kebutuhan primer di banyak tempat.
“Pemasangan menara BTS (Base Transceiver Station) bukan hanya tentang sinyal, tetapi juga tentang membuka pintu menuju peluang dan pengetahuan. Kami ingin menjadi bagian dari perubahan tersebut,” tambah Arsyad.
Peran pemerintah daerah dan pusat dianggap krusial dalam mengatasi tantangan ini. Pemasangan menara BTS di desa ini diharapkan menjadi langkah awal yang signifikan untuk menghubungkan mereka dengan infrastruktur telekomunikasi yang lebih luas.
“Kami tidak bisa lagi menunda kebutuhan akan komunikasi, dari urusan darurat hingga pendidikan anak-anak kami,” jelas Arsyad, menyoroti urgensi dari situasi ini.
Dengan infrastruktur telekomunikasi yang memadai, Musaping diharapkan dapat menjadi komunitas yang lebih kuat dan terinformasi, menghapus kesenjangan digital yang masih ada.
“Semoga langkah-langkah ini membawa harapan baru bagi Musaping dan membuka pintu menuju era digital yang lebih cerah,” pungkas Arsyad.
(ADV/Diskominfo Kukar)